Covid Change My Life....

 Mau nulis nih pengalaman saya berdampingan dengan virus ini

Kejadiannya pada saat bulan Juni 2020 saat itu suami masih bekerja di salah satu perusahaan milik temannya sebagai bagian ekspedisi barang..

lama banget sih memang waktu itu sumber penghasilan keseluruhan kami bergantung pada suami jadi walaupun saat itu pandemi memang lagi gencar gencarnya mau gak mau suami tetap harus keluar rumah untuk mencari nafkah, tidak tahu kapan tepat kejadiannya dia terjangkitnya akan tetapi dia pernah bercerita bahwa suatu waktu dia pernah sholat berjamaah di sebuah masjid pada hari Jumat dimana Masjid itu protokol kesehatannya kurang ketat dimana masih banyak orang yang sholat berdesak desakan selang seminggu setelahnya suami mulai mengeluh kurang enak badan sambil tetap bekerja pulangnya dia sudah mulai demam dan batuk batuk..

Awalnya kami kira batuk biasa sehingga cukup hanya membeli obat yang beredar di pasaran, selang 2 hari batuknya gak kunjung sembuh malah disertai pingsan mendadak akhirnya kami berencana periksa ke dokter klinik terdekat disana cuma diperiksa biasa kemudian diberi obat dengan diagnosis mungkin alergi dingin akhirnya kami pun pulang dengan membawa beberapa obat, dijalan pun suami mendadak pingsan karena lemas terus, selang 2 hari kemudian karena intensitas pingsan makin sering akupun mulai mengkur kadar oksigennya ternyata di angka 91-93 dan keitak aku menanyakan ke teman teman terdekat yang berprofesi ahli kesehatan mereka mulai curiga terkena covid 19 ini, maka akupun berinisiatif membawanya ke puskesmas terdekat dengan diantar bapak suami kesana, walau akhirnya pulang lagi karena diangap sakit biasa..

pada saat malam hari makin kejang kejanglah dia akhirnya saya bawa malam itu juga Ke UGD salah satu rumah sakit, ,asuk rumah sakit pertama kami ditolak, akhirnya kita menuju ke rumah sakit kedua dan untungnya disana kami tidak ditolak dan ternyata disana pun banyak pasien yang bergejala sama, setelah berbagai drama kudu di oksi, di cek darah dan paru diagnosis awal kena vlek paru karena pada saat test rapid hasilnya negativ tapi dang dokter menyarankan untuk swab supaya bisa dirawat intensiv, karena takut melihat berbagai pasien disana yang cenderung parah kami pun memaksa pulang dengan menandatangani surat perjanjian paksa pulang dengan berbekal obat paru dan tabung oksigen yang kebetulan keluarga kami punya saya pun mulai inensive merawat suami dengan pengobatan COVID herbal selain uap minyak kayu putih sehari 3 kali, berjemur, bear brand dan madu pun tak luput saya minumkan selang 3 hari perubahan mulai tampak dia tak kejang2 lagi...

Setelah 5 hari berlalu dan suami pun mulai sembuh eh... malah dipanggil puskesmas untuk tes Rapid jadinya begitu dites rapid dan hasilnya positif langsung deh dites swab dan dibawa nginep di salah satu hotel di surabaya istilahnya di karantina supaya gak menular ke yang lain Alhamdulillah selang 5 hari dites swab lagi hasilnya pun negatif dan suami boleh pulang kembali ke rumah deh, walaupun akhirnya suami diberhentikan dari tempat kerja dan sekarang menganggur di rumah, yang penting dia sehat kami akan terus berikhtiar agar dapat selalu sehat dan berkumpul sekeluarga...

Karena sehat itu mahal dan sangat berharga...







Post a Comment

Previous Post Next Post